Tuesday, June 7, 2011

waterbirth: giving birth in water, safe?


foto : Google
Waterbirth, apa itu?
Anda mungkin pernah mendengar istilah waterbirth. Ya, waterbirth adalah proses melahirkan atau proses persalinan yang dilakukan di dalam air. Pertama kali metode ini dikenalkan di Rusia, pada tahun 1960. Kemudian berkembang di negara-negara Eropa dan Amerika.
Metode waterbirth ini adalah metode persalinan terbaru yang kini menjadi sangat populer dan menjadi tren tersendiri bagi para ibu, terutama di negara-negara maju. Di Indonesia pun sudah ada, tapi baru sedikit orang yang pernah
mencobanya. Dan hanya rumah sakit bersalin dan dokter tertentu yang berani menanganinya.
Bagaimana caranya?
Metode waterbirth ini membutuhkan sebuah kolam khusus berisi air hangat, kira-kira suhu airnya 95-100 derajat Fahrenheit atau sekitar 37 derajat Celcius.  Pada saat ibu bersalin telah memasuki pembukaan ke-enam, maka ibu diminta untuk masuk ke dalam kolam tersebut. Di negara-negara maju biasanya menggunakan bak khusus yang telah dirancang untuk waterbirth, karena itu mereka tidak menyarankan untuk melakukan metode ini di bath up atau kolam buatan plastik karena kurang dapat mempertahankan suhu air. Umumnya, proses ini hanya berlangsung sekitar 1-2 jam saja setelah pembukaan ke-enam.
Keuntungan persalinan dengan metode waterbirth:
  • berkurangnya rasa sakit saat proses persalinan (berkisar 30-70%)
  • ibu lebih merasa rileks dan nyaman
  • membuat kulit vagina menjadi tipis dan elastis, sehingga bayi keluar dengan lancar tanpa harus merobek jalan lahir
  • ibu lebih memiliki tenaga untuk mengejan atau bahkan sedikit saja mengejan
Apakah bayi tidak akan tersedak?
Ya, banyak dari kita akan berpikir, dan merasa takut jika melahirkan dalam air dapat membuat bayi kemasukan air. Tapi, tahukah Anda, bahwa bayi baru menggunakan paru-parunya setelah 10 detik pertama ia keluar dari rahim ibu.
Karena itulah, dokter atau bidan harus segera mengangkat bayi baru lahir dan memberikannya pada ibu untuk segera disusui. Lagi pula, suhu air pada kolam sama dengan suhi air dalam rahim ibu. Ini juga dapat menekan resiko bayi keracunan ketuban atau hipotermia.
Namun ternyata, tidak semua ibu dapat melahirkan dengan metode ini. Beberapa kriteria yang tidak disarankan untuk melakukan persalinan dengan waterbirth adalah :
  • posisi bayi sungsang atau melintang
  • hamil anak kembar
  • ibu yang mengalami pendarahan hebat
  • ibu dengan tekanan darah tinggi
  • ibu dengan penyakit herpes
Sebelum mencoba melahirkan dengan metode ini, ada baiknya Anda dan pasangan Anda berkonsultasi dulu dengan dokter atau bidan yang menangani Anda. Dan ingat, metode ini akan berhasil jika atas dasar kemauan dan keyakinan dari calon ibu.

No comments:

Post a Comment